beritaKUH- Bina Antarbudaya resmi menutup rangkaian program in-person workshop AFS Global STEM Innovators yang berlangsung pada 10–15 November 2025.

Sebuah inisiatif global yang bertujuan mengembangkan kompetensi siswa-siswi di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) serta intercultural learning.
Program ini tidak hanya melatih peserta dalam berpikir kritis, berinovasi, dan memecahkan masalah berbasis sains dan teknologi.
Program ini memberikan pengalaman kepada pelajar tingkat SMA/sederajat berusia 15–17 tahun mengikuti rangkaian lokakarya (workshops).

Kolaborasi lintas budaya akhirnya membuat peserta mampu bekerja sama dengan orang dari berbagai latar belakang. Para peserta mendapat pengalaman coding & merangkai robotic AI, mempelajari kecerdasan artifisial lebih mendalam di Fakultas Ilmu Komputer UI, mengunjungi IMUSEUM IMERI FK UI.
Selain itu, sejak hari pertama, para peserta dibagi ke dalam kelompok untuk menyusun danmempresentasikan capstone project pada hari kelima.
“Selamat kepada seluruh peserta yang telah berhasil menyelesaikan program Global STEM Innovators 2025. Kalian adalah generasi penerus bangsa yang membanggakan. Semoga seluruh ilmu danpengalaman berharga yang kalian peroleh selama program ini dapat menjadi bekal untuk masa depan, serta menginspirasi langkah kalian berikutnya.” ujar Asmir Agoes, Ketua Dewan Pembina Bina Antarbudaya.

Program AFS Global STEM Innovators menghadirkan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan pengetahuan STEM dengan kompetensi global (Global Competence).
Para peserta tidak hanya belajar konsep ilmiah dan teknologi, tetapi juga memahami bagaimana ilmu tersebut dapat diterapkan untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat.
Dengan pengalaman hampir 40 tahun sejak didirikan pada 1985, Yayasan Bina Antarbudaya telah membina ribuan pemuda menjadi pemimpin yang menjunjung perdamaian dan keadilan global, didukung oleh jaringan volunteer di 20 chapter yang tersebar di seluruh Indonesia.
Partisipasi yang luas ini menunjukkan bahwa pelajar Indonesia semakin menyadari pentingnya keterampilan global, baik dalam aspek akademis maupun sosial, untuk menghadapi tantangan masa depan.






























