ISEW 2022, Kesatuan Aksi dan Strategi Transisi Energi Indonesia

beritaKUH- Pelaksanaan transisi energi secara berkeadilan memerlukan aksi nyata  Pemerintah Indonesia melalui dukungan politik dan kebijakan yang kuat untuk mendukung upaya global  untuk mempertahankan kenaikan suhu rata-rata bumi di bawah 1,5oC, mewujudkan ketahanan energi, dan  memfokuskan investasi pada sektor yang berkelanjutan seperti pengembangan energi terbarukan. Selain  itu, pelibatan dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia menjadi krusial dalam melancarkan proses  transisi energi. Kesatuan aksi dan strategi dalam bertransisi energi menjadi pembahasan yang akan digali  lebih jauh pada Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2022. 

“Kegiatan ISEW 2022 ini akan menyamakan pemahaman, memberikan pengertian, utamanya terkait upaya  yang perlu dilakukan dalam mengejar target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat,” ujar  Rachmat Mardiana, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian  PPN/Bappenas pada media briefing dan peluncuran ISEW 2022 yang diadakan secara virtual. 

Rachmat menambahkan Indonesia berusaha keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah  menjadi negara maju sebelum 100 tahun Indonesia pada 2045. Menurutnya, internalisasi upaya transisi  energi dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang menjadi lebih penting dilakukan. 

Yusuf Suryanto, Koordinator Ketenagalistrikan, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan  Informatika, Bappenas menambahkan agar menjadi negara maju, Indonesia perlu meningkatkan  pertumbuhan ekonomi dan memperluas kawasan pusat pertumbuhan ekonominya. 

“Titik kuncinya adalah pertumbuhan ekonomi harus tinggi lebih dari 6%, dan peran kawasan Indonesia di  bagian timur perlu ditingkatnya menjadi 25% sehingga pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa akan  mendominasi,” papar Yusuf. 

Lebih lanjut, ia menekankan peningkatan pertumbuhan ekonomi di kawasan luar Jawa juga akan  diselaraskan dengan proses transisi energi di kawasan timur Indonesia. 

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) & Institute for Essential  Services Reform (IESR) menyebutkan bahwa Indonesia mempunyai peluang untuk meningkatkan  konsumsi dan pasokan energi dengan tetap menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca. 

“Kuncinya ada pada kebijakan dan regulasi dan perencanaan yang tepat untuk mendorong teknologi rendah  karbon untuk menggantikan pasokan energi yang 87%, menurut data pemerintah, berasal dari energi fosil,”  jelas Fabby. 

Komitmen Pemerintah Indonesia untuk bertransisi energi ditunjukkan dengan terbitnya Peraturan Presiden  (Perpres) No 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga  Listrik. Perpres ini mengatur penetapan tarif untuk energi terbarukan yang berpotensi merevitalisasi iklim  investasi energi terbarukan di Indonesia. Tidak hanya itu, Perpres ini juga memberikan mandat bagi  Kementerian ESDM untuk menyusun peta jalan percepatan pengakhiran masa operasional PLTU.  

“Mengenai transisi energi, Menteri ESDM menyusun peta jalan percepatan pengakhiran masa operasional  PLTU setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Tindak lanjut yang akan  dilakukan diantaranya melakukan konsolidasi dan penyamaan persepsi dengan PLN dan Kementerian  terkait yang terdapat dalam Perpres ini,” jelas Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru  Terbarukan, KESDM 

Feby menambahkan untuk mencapai NZE pada 2060, pembangkit energi baru terbarukan yang didorong  sebesar 786,2 GW dengan 60,2 GW berasal dari tenaga baterai.  

Transisi energi menuju energi terbarukan akan memberikan pengaruh secara sosial, ekonomi maupun  lingkungan kepada masyarakat Indonesia. Sebagai negara yang mengekspor 75% produksi batubaranya,  ekonomi Indonesia akan berkontraksi signifikan jika terjadi penurunan permintaan. Hal ini ditengarai  dengan semakin menguatnya komitmen iklim negara tujuan ekspor batubara Indonesia seperti Cina, India,  Jepang, dan Korea Selatan. Tidak hanya itu, secara ekonomi, pembangunan pembangkit energi terbarukan  diprediksi akan lebih murah dibandingkan membangun PLTU baru pada tahun 2023 dan akan lebih murah  dibandingkan mengoperasikan PLTU yang sudah ada pada tahun 2030. Berdasarkan kajian IESR berjudul  Redefining Future Jobs, penurunan produksi akan menciptakan dampak negatif pada lapangan kerja di  sepanjang rantai nilai batubara mulai dari produksi, pemrosesan, transportasi, dan penggunaan akhir.  

Widhyawan Prawiraatmadja, anggota Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) menegaskan bahwa yang  transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan. Antisipasi terhadap dampak yang ditimbulkan, terutama  pada sektor yang terdampak seperti industri batubara perlu dilakukan.  

“Para pekerja terutama di sektor-sektor yang mengalami penyesuaian seperti di sektor batubara yang perlu  dipersiapkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beralih ke energi bersih,” urainya.  Widhyawan melanjutkan hal ini perlu dipastikan terjadi dengan dukungan insentif dari pemerintah. Lebih  jauh, ia juga mendorong kesadaran dan kontribusi masyarakat dalam efisiensi energi masih jauh tertinggal  dibandingkan negara maju. 

Secara lengkap, proses transisi energi Indonesia akan dibahas pada ISEW 2022, terutama yang berkaitan  dengan percepatan pensiun PLTU Indonesia. Pada ISEW 2022 juga akan dibahas secara rinci berbagai  aspek pendukung, inklusivitas dan strategi mitigasi pada implikasi transisi energi yang perlu disiapkan  Indonesia dalam proses transisi energi. 

ISEW terselenggara atas kerjasama Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Institute for Essential Services  Reform (IESR), dan Clean, Affordable, Secure Energy for Southeast Asia (CASE). CASE merupakan  sebuah program kerjasama antar dua negara: Indonesia – Jerman (Direktorat Ketenagalistrikan,  Telekomunikasi, dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas, dan didanai oleh Kementerian  Perekonomian dan Aksi Iklim Pemerintah Federasi Jerman). Sebelumnya, diskursus transisi energi di  Indonesia secara rutin dilakukan pada acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD), yang tahun ini  berpartisipasi dalam ISEW 2022. Perdana dilakukan pada 2022, ISEW akan berlangsung selama 5 hari dari  10-14 Oktober 2022 dengan tema Reaching Indonesia’s Net Zero Energy System: Unite for Action and  Strategy. Seluruh lapisan masyarakat dapat mengikuti kegiatan ini secara gratis di isew.live




Leave a Reply